PLTN di Bulan: Ambisi China-Rusia Saingi AS?

Admin

30/05/2025

2
Min Read

Tiongkok dan Rusia memiliki rencana ambisius untuk membangun sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Bulan. Sebuah memorandum kerja sama yang signifikan telah ditandatangani oleh badan antariksa Rusia (Roscosmos) dan China National Space Administration (CNSA), menandai langkah maju yang penting dalam proyek ini.

PLTN ini dirancang untuk memasok kebutuhan energi listrik bagi International Lunar Research Station (ILRS), sebuah stasiun penelitian inovatif di Bulan yang dipimpin oleh Tiongkok dan Rusia. Pembangunannya ditargetkan rampung pada tahun 2036, menandai babak baru dalam eksplorasi luar angkasa.

“Stasiun ini akan memfasilitasi penelitian antariksa fundamental yang mendalam dan menguji teknologi canggih untuk operasi ILRS jangka panjang tanpa awak, dengan potensi kehadiran manusia di Bulan,” demikian pernyataan Roscosmos dalam pengumumannya, seperti dikutip dari LiveScience, Selasa (27/5/2025).

Konstruksi reaktor nuklir oleh Tiongkok dan Rusia akan dilakukan secara mandiri, tanpa memerlukan intervensi manusia langsung. Hal ini terungkap dalam wawancara dengan Director General Roscosmos, Yuri Borisov, pada tahun 2024. Meskipun Borisov tidak merinci metode yang akan digunakan, ia meyakinkan bahwa teknologi yang diperlukan hampir siap untuk diimplementasikan.

ILRS diproyeksikan menjadi pusat penelitian permanen yang strategis, berlokasi di kutub selatan Bulan. Saat ini, terdapat 17 negara yang menunjukkan minat untuk bergabung dengan program yang menjanjikan ini, termasuk Mesir, Pakistan, Venezuela, Thailand, dan Afrika Selatan.

Fondasi proyek ambisius ini akan dimulai dengan misi Chang’e-8, yang dijadwalkan diluncurkan oleh Tiongkok pada tahun 2028. Misi ini akan menjadi tonggak sejarah sebagai misi pertama Tiongkok yang bertujuan mendaratkan astronaut di permukaan Bulan.

Rencana pembangunan ILRS pertama kali diumumkan secara resmi pada Juni 2021. Pada saat itu, Tiongkok dan Rusia mengumumkan niat mereka untuk mengirimkan material yang diperlukan untuk membangun markas di Bulan, menggunakan lima roket super-berat yang akan diluncurkan secara bertahap dari tahun 2030 hingga 2045.

Setelah fondasi dasar selesai dibangun, Tiongkok merencanakan serangkaian peluncuran tambahan untuk memperluas dan meningkatkan fasilitas markas, termasuk menghubungkannya dengan stasiun luar angkasa yang mengorbit Bulan.

ILRS hadir sebagai pesaing kuat bagi misi Artemis yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Program Artemis memiliki tujuan untuk membangun stasiun luar angkasa yang mengorbit Bulan, yang diberi nama Gateway, mulai tahun 2027.

Misi Artemis melibatkan kolaborasi antara NASA dan badan antariksa dari 55 negara lainnya. Namun, masa depan program ini menghadapi ketidakpastian, terutama setelah pemerintahan Donald Trump mengusulkan pemangkasan anggaran NASA dan mendesak pembatalan proyek Gateway.

Video China Bantah Tuduhan Ukraina soal Bantuan Senjata ke Rusia: Tak Berdasar!

Video China Bantah Tuduhan Ukraina soal Bantuan Senjata ke Rusia: Tak Berdasar!